GURU ITU PANGGILAN JIWA
Pak Karni :) |
Sukarni, pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur ini
lahir tepat pada hari Kesaktian Pancasila, yaitu tanggal 1 Juni 1966. Guru
Bahasa dan Sastra Indonesia yang lebih terkenal dengan sebutan Bapak Osing ini memulai
pendidikan dasarnya di SD Negeri Yosomulyo Banyuwangi. Di SD inilah ia
menghabiskan masa kecilnya, bermain, belajar, dan mulai sedikit menyadari bakat
menulis yang ia miliki. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama 1
Benculuk masih di Kabupaten yang sama, Banyuwangi, Jawa Timur. Kemudian saat
SMA, ia mulai mencoba suasana baru yaitu hijrah ke Bondowoso. Namun apa boleh
di kata, si bungsu dari 8 orang bersaudara ini, begitu cinta pada tanah
kelahirannya dan memutuskan untuk kembali melanjutkan sekolah di kampung halaman.
Tepatnya ia meneruskan pendidikan menengahnya di SMA Negeri 1 Genteng
Banyuwangi.
Setelah tamat SMA ia
meneruskan perjuangan pendidikannya di Universitas Negeri Jember Fakultas Sastra. Di sinilah bakat seninya
semakin terasah, dengan ikut sebagai anggota aktif Kentrung/ Teater Djos (Dalam
jiwa orang sastra) baik sebagai pemain, ataupun sebagai penulis naskah.
Ayah dari satu orang putra Dipa
Kurnia Abhinawa serta satu orang putri Nrpaduhita Anindita Lovitasari ini
dahulu memiliki cita-cita sebagai tentara. Tapi walaupun apa yang ia dapatkan berputar
haluan 180 derajat dari cita-cita awal ia tak pernah merasa kecewa. Ia rasa
jadi seorang guru merupakan sebuah panggilan jiwa. “Ada rasa kepuasaan sendiri
yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bagi saya jadi guru itu sebuah
pengabdian, walaupun murid yang saya bimbing sudah lulus dari sini (MAN 2) tapi
selama mereka masih membutuhkan, saya tetap bersedia untuk membantu. Saya
bangga ketika murid yang saya bimbing bisa berhasil karena saya.” Ucapnya ketika
ditanyakan perihal profesinya sebagai guru.
Guru berperawakan kurus yang gemar
membaca puisi ini juga turut menularkan hobinya pada murid-murid yang ia
bimbing. Hal ini terbukti dengan berdirinya Ekstrakurikuler teater Djaman
(Dalam Jiwa anak-anak MAN) MAN 2 Samarinda tahun 2007. Selain itu, hobinya
menulis dan membaca karya sastra kini sudah menampakkan hasil, yang bisa di
bilang sangat memuaskan.
Tak banyak memang penghargaan
yang ia dapatkan ketika menjadi seorang pengajar. Namun keberhasilannya dalam
membimbing siswa tak bisa di ragukan lagi. Tak sedikt siswa hasil bimbingannya
menyabet juara dalam perlombaan yang di ikuti. Mulai dari juara 1 pidato Bahasa
Indonesia tingkat Kota maupun Provinsi, hingga Juara 5 menulis cerpen tingkat Nasional.
Tak ayal penggemar masakan santan ini menjadi guru yang cukup populer di MAN 2
Samarinda.
Walaupun sudah bisa dibilang
senior, semangatnya untuk menuntut ilmu tak pernah luntur. Masih dengan
semangat yang sama, kini ia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Mulawarman
Jurusan Teknologi Pendidikan.
Guru yang sekarang menjabat
sebagai waka sarana dan prasarana ini memiliki motto hidup yang ia aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ‘Hidup penuh dengan kesabaran’. “Saya
yakin, tak perlu marah ketika menghadapi sesuatu, suatu saat orang itu akan
sadar dengan sendirinya.” Ucapnya.
Azizatur Rahma
XII-Bahasa
2 comments:
guru di man 2 samarinda ya,......hehe,
iyaa biografi guru man2 tp sya bukan guru man 2 hehe :D
Post a Comment