Aiyra
membuka laptop abu-abunya, ia mulai menulis hasil laporan beritanya yang akan
ia kirim ke kantor. Ia benar-benar merasa banyak mimpinya yang menjadi
kenyataan, bahkan impian terbesarnya benar-benar tereksekusi, pergi ke Jepang.
Dinginnya
hujan Samarinda tak ada apa-apanya jika dibanding dingin de sini!
Aiyra membatin, lalu mulai merekatkan syal birunya di leher. Perapian yang
menyala tepat di tengah restoran hanya sedikit saja menyebarkan hawa hangat,
hawa hangat yang dibagi kepada seluruh pengunjung yang jelas tak akan cukup.